13 Oct 2020

Jangan Tertipu oleh Banyakanya Amal


Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, memperbanyak amalan sholeh dan menahan diri dari perbuatan dosa. Seseorang tentu akan senang ketika mendapati dirinya banyak beramal kebaikan. Namun, satu hal yang pasti hendaklah menghindarkan dirinya dari rasa ujub (bangga diri) dan tertipu oleh banyaknya amal sholeh yang dikerjakan, yang pada akhirnya membuatnya tertipu, dan terlalu berharap kepada jaminan Allah, merasa memiliki hak lebih atas amal kebajikan yang dilakukannya. "Dan janganlah kamu memberi dengan maksud mendapat balasan yang lebih banyak." (Al Muddatstsir: 6).

 

Penyakit hati yang paling ditakutkan adalah penyakit ujub. Menyangka bahwa dosa kecil yang dilakukan tidaklah sebanding dengan amal kebajikannya yang berlimpah, sehingga membuat manusia tertipu. Dirinya menyangka bahwa dosa tersebut akan hanyut tak berbekas, tenggelam dalam lautan amal kebaikannya. Dia menyagka bahwa dosa kecil tersebut tidak berpengaruh dihadapan Allah. Seakan-akan ia melihat catatan amal kebaikan dibeberkan dihadapannya, lalu timbul ujub dalam hati dan mengira dirinya berhak masuk surga.

 

Abu Hurairah radhiallahu'anhu meriwayatkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: "Amal kebaikan seseorang tak akan memasukkannya ke dalam surga." Para sahabat bertanya,"Tidak juga Anda wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,"Tidak pula diriku. Hanya saja, Allah selalu menaungiku dengan karunia rahmat-Nya." (Bukhori, Muslim)

 

10 Oct 2020

Mengenal Kecerdasan Emosional Remaja

Oleh: Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.

Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) terdapat beberapa fase (Monks, 1985), fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun), remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun) masa remaja akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun) dan diantaranya juga terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan  terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun (Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga  kesulitan pada masa tersebut dapat  menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya  dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi.

Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.

         Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain,  remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja  mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif. 

12 Jul 2018

Biografi Ulama "Abbas bin Abdul Muththalib"

"Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu, jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil darimu dan dia akan mengampuni kamu. Dan, Allah Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang". (Q.,s. al-Anfaal : 7)

Menurut beberapa orang ahli tafsir, ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Abbas bin Abdul Muththalib, Aqil bin Abdul Muththalib dan Naufal ibnu al-Harits.

Abbas bin Abdul Muththalib radhiallahu 'anhu

Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, "Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku."

Di zaman Jahiliah, ia mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah, Rasulullah pun dekat sekali di hatinya. Ia pemah menjadi pembantu dan penasihat utamanya dalam bai'at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah. Menurut sejarah, ia dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah. Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram.

Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pemah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapun menepati nazamya itu

Biografi Ulama "Abbad Bin Bisyir"



SELALU DISERTAI CAHAYA ALLAH

Ketika Mush'ah bin Umeir tiba di Madinah-sebagai utusan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada orang-orang Anshar yang telah bai'at kepada Nabi dan membimbing mereka melakukan shalat, maka 'Abbad bin Bisyir radhiallahu anhu adalah seorang budiman yang telah dibukakan Allah hatinya untuk menerima kebaikan. la datang menghadiri majlis Mush'ab dan mendengarkan da'wahnya, lain diulurkan tangannya mengangkat bai'at memeluk Islam. Dan semenjak saat itu mulailah ia menempati kedudukan utama di antara orang-olang Anshar yang diridlai oleh Allah serta mereka ridla kepada Allah ....

Kemudian Nabi pindah ke Madinah, setelah lebih dulu orang-orang Mu'min dari.Eulekah tiba di sana. Dan mulailah terjadi peperangan-peperangan dalam mempertahankan diri dari serangan-serangan kafir Quraisy dan sekutunya yang tak henti-hentinya memburu Nabi dan ummat Islam. Kekuatan pembawa cahaya dan kebaikan bertarung dengan kekuatan gelap dan kejahatan. Dan pada setiap peperangan itu 'Abbad bin Bisyir berada di barisan terdepan, berjihad di jalan Allah dengan gagah berani dan mati-matian dengan cara yang amat mengagumkan ....

Dan mungkin peristiwa yang kita paparkan di bawah ini dapat mengungkapkan sekelumit dari kepahlawanan tokoh Mu'min ini....

12 May 2018

Detik Kejatuhan Khilafah ( Luka Pedih Umat yang Kebas )




Luka pedih umat yang kebas. Umat menderita kerana hilangnya tonggak penyatu kerajaan, wakil kesatuan kekuatan. Malang itu bertimpa-timpa dan luka itu semakin parah. Bukan sahaja tidak diubati malah makin melebar. Bertambah pedih hakikat apabila luka pedih itu terasa kebas oleh ummatal Quran, umat Islam yang tidak terasa apa-apa apabila mercu lambang Islam itu ranap dimamah musuh-musuh Islam, tidak kira Yahudi mahupun munafik. Luka itu terasa lagi kebasnya apabila tubuh itu diratah tapi tuannya masih lagi bergembira! Luka itu dibadan yang disuntik pelali hedonisme dan kejahilan, racun syirik dan taklid, sedangkan penawar ada di rak-rak rumah. Ayuh bangkitlah umatku! Masukkan perhiasan ayat-ayat itu dalam jiwamu!


3 Mac 1924 – Khilafah dihancurkan 3 Mac 2000 -76 tahun umat Islam menderita kerana tiada Khilafah Pada 3 Mac (Maret) 1924 Khilafah (sistem pemerintahan (Islam) secara rasmi telah dihapuskan oleh Mustafa Kamal Ataturk di Turki. Mustafa Kamal, agen Britain, telah bertindak menghapuskan Khilafah sesuai dengan arahan (instruksi) yang telah diberikan oleh negara-negara Barat kepadanya. Khilafah inilah yang telah menyatukan umat Islam seluruh dunia dari berbagai bangsa dan berlainan kedudukan geografi dalam sebuah negara, seorang pemimpin, sebuah bendera dan satu undang-undang.

Peranan Negara-negara Barat Dalam Menghancurkan Khilafah

Yahudi juga meminta bantuan Britain untuk menjadikan impian mereka suatu kenyataan.  Setelah Abdul Hamid II digulingkan pada 13 Mac 1909 maka  perjalanan memudahkan penubuhan negara Yahudi di Palestin bermula apatah lagi dengan adanya revolusi Arab yang menentang Othmaniah pada 10 Jun 1916. Pada 2 November 1917 Arthur J Balfour, Menteri Luar Britain dengan persetujuan Presiden Amerika Syarikat ketika itu, Wilson menjanjikan kepada bangsa Yahudi tanah Palestin sebagai negara mereka kelak. Pada tahun 1917 itu juga, Britain berperang dengan Khilafah Uthmaniyah untuk merampas wilayah Gaza di Palestin.

Janji Balfor di atas selari dengan kenyataan pemimpin komunis Rusia, Lenin, sebulan sebelumnya (minggu pertama Oktober) iaitu ketika dia berhasil meruntuhkan (pemerintah) kekaisaran Russia ketika dia berkata: “Wahai Yahudi, sesungguhnya kemenangan kita sudah semakin hampir. Pada hari ini kita telah memegang kekuasaan dunia dengan menguasai Russia. Sebelum ini, Russia adalah tuan kami dan sekarang mereka menjadi hamba kami.” (Dr Abdullah Azzam, Hamas, 14). Maka bermulalah penghijrahan Yahudi ke Palestin dengan pelbagai kemudahan yang disediakan Eropah, Russia dan Amerika.

Urutan Khilafah Islamiyah

Oleh: Ustadz Ahmad Syarwat, Lc

Ada begitu banyak analisa para pemikir dan pengamat tentang sebab-sebab jatuhnya khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924. Baik yang bersifat lebih teknis maupun sebab-sebab yang bersifat lebih umum.
Sebab-sebab secara teknis kita serahkan kepada para ahli sejarah, terutama sejarah Turki sendiri. Sedangkan yang akan kita bahas di sini adalah sebab-sebab secara umumnya saja.
A. Sebab Ekternal

Sudah kita ketahui bersama bahwa Khilafah Turki Utsmani kalah pada perang dunia pertama. Sebagai negara yang kalah perang, maka negeri itu dengan mudah ditindas, dirampok dan juga diperebutkan wilyahnya oleh para pemangsa dan lawan-lawannya.

Sampai terjadi penghinaan yang begitu besar, di mana bangsa Turki yang secara geografis memang penduduk Eropa dilecehkan dengan ungkapan “The Sickman in Europe.” Bahkan kata “turkey” dalam ungkapan mereka merupakan pelecehan, yang artinya ayam kalkun.

Featured Post

Jangan Tertipu oleh Banyakanya Amal

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, memperbanyak amalan sholeh dan menahan diri dari perbuatan dosa. Se...